Selamat Datang di blog kami "DUNIA SAINS". Semoga ada manfaat yang bisa diambil

Kiat Sukses dan Selamat Dunia Akhirat

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya akan diantar ke surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai di depan pintu surga maka dibukankanlah pintu pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Keselamatan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya
***

Setiap orang menghendaki keselamatan. Yaitu keselamatan yang dipersepsikan masing-masing sesuai dengan kapasitas pemahamannya. Ada sebagian orang yang memahami bahwa keselamatan adalah semata-mata untuk urusan dunia. Keselamatan yang mereka harapkan hanya berkisar soal selamat ketika lahir, selamat ketika bekerja, selamat ketika berkendaraan, terhindar dari bencana, aman dari musibah dan bebas dari segala penyakit. Sehat, kaya raya, banyak anak, rumah mewah, bahagia dan sejahtera. Itulah keselamatan yang mereka pahami. Keselamatan semu bukan keselamatan hakiki.

Sebagai hamba Allah yang beriman, semestinnya kita mengupayakan keselamatan yang hakiki, bukan keselamatan semu. Keselamatan yang menyeluruh dunia dan akhirat. Selamat ketika lahir, selamat melewati alur kehidupan, selamat ketika kembali kepada-Nya dan selamat ketika bangkit kembali setelah meninggal. Keselamatan hakiki itu adalah khusnul khotimah, bahagia di surga dan terbebas dari siksa api neraka.

Adapun kiat-kiat yang dapat kita lakukan agar sukses meraih keselamatan hakiki, selamat dunia dan akhirat adalah perkuat tekad, perbanyak taubat, hindari maksiat, tingkatkan taat dan tebarkan manfaat.

1. Perkuat Tekad
Keselamatan adalah milik Allah. Oleh karena itu kita harus memohon keselamatan hanya kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, Jika engkau memohon, maka mohonlah kepada Allah, Jika engkau minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah (HR. Tirmidzi). Permohonan tersebut akan terkabul ketika kita benar-benar sungguh-sungguh, penuh keyakinan dan memperkuat tekad. Semakin tinggi tingkat keimanan kita, maka semakin besar pula tekad kita untuk meraih keselamatan dari Allah. Itulah hasil akhir yang baik. Allah SWT berfirman, jikalau mereka membenarkan (imannya /tekadnya) karena Allah niscaya kebaikan akan tercurah bagi mereka (QS. Muhammad [47] : 21).

2. Perbanyak Taubat
Manusia adalah makhluk yang tidak terlepas dari dosa dan kesalahan. Dosa dan kesalahan tersebut akan menghalangi tercapainya keselamatan hakiki yang kita harapkan. Oleh karena itu, wajib bagi kita senantiasa melakukan pembersihan terhadap dosa dan kesalahan tersebut agar kita menjadi orang terbaik di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda, Setiap anak cucu adam pasti berdosa dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang bertaubat (HR. Ahmad, Tirmidzi)
Diakui atau tidak, dosa dan kesalahan kita sangatlah banyak. Mungkin sebanyak buih di lautan. Maka tidak ada cara lain untuk memperbaiki diri selain memperbanyak taubat kepadaNya dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubatan nashuuha).

Taubat tersebut minimal memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: melepaskan diri dari dosa dan maksiat, menyesal, berjanji tidak akan mengulanginya lagi, beristighfar dan mengikutinya dengan kebaikan. Jika dosa dan maksiat tersebut ada kaitannya dengan hak-hak orang lain maka ia harus minta maaf dan mengembalikan hak-hak orang lain tersebut.

Taubat kita insya Allah akan dikabulkan oleh Allah SWT sebelum terjadinya dua kondisi. Pertama sebelum nyawa sampai di tenggorokan (maa lam yughorghir) dan kedua sebelum matahari terbit dari arah tenggelamnya (barat). Namun, jika dua kondisi tersebut telah menghampiri kita, tidak ada kesempatan lagi bagi kita mendapatkan ampunan dari Allah.

Jika Allah telah mengabulkan taubat kita maka itu tandanya kita akan mendapat keselamatan hakiki di dunia dan akhirat.

3. Hindari Maksiat
Maksiat adalah segala bentuk kedurhakaan kepada Allah SWT baik dalam aspek hati, ucapan dan perbuatan. Maksiat hati sifatnya sangat halus dan sulit terdeteksi. Maksiat ini bisa berupa takabbur, ujub, riya dan sumah. Pada akhirnya maksiat ini akan menjerumuskan pelakunya pada kekufuran.

Maksiat ucapan adalah segala bentuk kedurhakaan yang bersumber dari ucapan, seperti dusta, adu domba, fitnah, berkata kotor, ucapan sia-sia tanpa makna dan sejenisnya. Maksiat perbuatan adalah segala bentuk kedurhakaan yang diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan. Bentuknya berupa menolak perintah dan melanggar larangan Allah SWT.

Ketika sesorang diliputi kemaksiatan maka keimanannya cenderung akan menurun. Ia akan jauh dari Allah SWT. Dan pada akhirnya ia akan jauh dari keselamatan hakiki.

4. Tingkatkan Taat
Taat adalah segala bentuk kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT dalam aspek hati, ucapan dan perbuatan. Taat hati adalah segala bentuk ketundukan hati berupa yakin, ikhlas, tawadhu, rendah hati, wara, zuhud dan sejenisnya. Taat inilah yang akan memperkuat iman menuju kemurnian aqidah.

Taat ucapan adalah segala bentuk ketundukan berupa ucapan lisan seperti jujur, berkata benar, ucapan nasihat, dzikir (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan sejenisnya. Bahkan diamnya lisan bisa bernilai taat dari pada berkata yang tidak baik. Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka wajib baginya berkata yang baik atau diam (HR. Muslim).

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dikatakan bahwa taat adalah lawan dari maksiat. Artinya, ketika seseorang taat kepada Allah maka saat itu ia tidak bermaksiat. Sebaliknya, ketika seseorang bermaksiat maka saat itu ia tidak taat.

Dalam hidup ini, kita mempunyai jatah waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari semalam. Jatah waktu tersebut adalah amanah yang pasti akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Salah satu bentuk menjaga amanah waktu adalah ketika kita mengisi seluruh waktu dengan ketaatan maka tidak ada ruang waktu yang terisi dengan maksiat.

Oleh karena itu mari senantiasa tingkatkan taat agar kita tidak bermaksiat. Insya Allah kita akan meraih keselamatan hakiki, yaitu selamat dunia dan akhirat.

5. Tebarkan Manfaat
Sebagai manusia, kita mempunyai tugas sebagai hamba Allah (abdullah) sekaligus sebagai pemelihara alam (kholifatullah). Kita adalah makhluk sosial. Makhluk yang harus berinteraksi dengan seluruh alam dan segala isinya. Oleh karena itu, kita harus menebarkan manfaat yang seluas-luaskan kepada semesta.Sebagaiman pesan Rasulullah SAW. Dari Jabir r.a., Rasulullah SAW bersabda, Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesama manusia . Itulah tiket selamat dunia akhirat.
 

Total Tayangan Halaman

Tampilan blog ini?